Pola Relasional
Pola karakteristik komunikasi berkembang sama seperti berkembangnya suatu relasi. Pola relasional adalah hasil dari aturan bersama yang telah dikembangkan antara orang - orang yang terlibat dalam suatu komunikasi. Ada 3 macam pola, yaitu :
1. Supportive and defensive climates ( suasana yang mendukung dandefensif )
Pola pertama menjelaskan sebuah suasana dalam berkomunikasi satu sama lain, suasana yang muncul bisa suasana yang berkaitan dengan hal – hal yang positif (mendukung, menyemangati), bisa juga suasana yang berkaitan dengan hal – hal yang negatif (merasa terancam, tertindas, atau direndahkan) yang membuat kita melakukan sebuah pertahanan diri (defensif).
Contoh supportive :
"Saya menghargai bagaimana kamu mendukung dan menyemangati saya ketika saya sedih kemarin malam."Contoh defensive :
"Mengapa kamu selalu mengkritik dan menilai segala sesuatu yang saya lakukan?"
Ada beberapa perilaku komunikasi yang cenderung menciptakan suasana defensif :
- Evaluasi :
menyampaikan sebuah pesan yang menilai perilaku orang lain, baik atau buruk, benar atau salah.
- Control:
upaya memaksa atau mengontrol perilaku orang lain untuk setuju terhadap sesuatu.
- Strategi :
membuat suatu perencanaan yang mencoba mengarahkan orang lain untuk mengikuti ide yang dibuat.
- Netral
menunjukkan perilaku yang kurang minat, ketidakpedulian dalam komunikasi.
- Keunggulan :
mengekspresikan perlaku yang menunjukkan diri sendiri lebih berharga dan unggul dariyang lain.
- Kepastian :
pesan yang menunjukkan kebenaran mutlak, tidak ada ruang untuk berbeda ide atau sudut pandang.
Sebaliknya, ada juga beberapa perilaku komunikasi yang cenderung menciptakan suasana yang mendukung :
- Deskriptif :
menyampaikan sesuatu dengan pernyataan yang jelas tanpa ada kata- kata atau isyarat yang menghakimi.
- Orientasi :
komunikasi yang mengundang orang lain untuk bekerjasama dan fokus pada masalah yang harus dipecahkan.
- Spontan :
berbicara langsung tanpa membuat suatu perencanaan.
- Empati :
menunjukkan perilaku yang minat, responsif terhadap perasan dan perilaku orang lain.
- Sementara :
terbuka, mempertahankan ketidakpastian dan kesetaraan dalam pikiran dan keyakinan.
2. Dependencies and Counterdepencies
(saling ketergantungan dan tidak saling ketergantungan )
Pola kedua mengenai sikap saling ketergantungan dan sikap tidak saling ketergantungan yang sering terjadi dalam komunikasi, seperti komunikasi yang membahas atau membicarakan tentang hal – hal politik, jenis kelamin, agama, memutuskan sesuatu, dan sebagainya.
Diana : Saat istirahat nanti kita
makan di food arena ya, bagaimana
menurutmu?
Sulvia : Baiklah.
Diana : Tetapi kalau dipikir
-pikir, sepertinya di food arena
pasti sangat ramai saat jam
istirahat. Bagaimana kalau kita makan di kantin saja?
istirahat. Bagaimana kalau kita makan di kantin saja?
Sulvia : Boleh juga, terserah.
Contoh counterdepencies :
Diana : Saat istirahat
nanti kita makan di food arena ya, bagaimana menurutmu?
Sulvia : Aduh, saya bosan ke food arena.
Diana : Kalau begitu, bagaimana kalau ke kantin?
Sulvia : Itu lebih bosan lagi, ramai pula.
Diana : Kalau begitu, kita mau makan dimana?
Sulvia : Ya sudah, kita makan di food arena saja.
Sulvia : Aduh, saya bosan ke food arena.
Diana : Kalau begitu, bagaimana kalau ke kantin?
Sulvia : Itu lebih bosan lagi, ramai pula.
Diana : Kalau begitu, kita mau makan dimana?
Sulvia : Ya sudah, kita makan di food arena saja.
Pola ini menjadi
kebiasaan dalam kehidupan sehari - hari, ketika seseorang mengatakan
"ya", orang lain mengatakan setuju, atau jika seseorang mengatakan "tidak",
orang lain juga mengatakan tidak setuju.
Jenis ketiga dari pola relasional
adalah spiral. Ada yang bersifat progressive
(progresif), dimana komunikasi yang dilakukan mengarah kepada suatu kepuasan (hal
– hal positif), ada juga yang bersifat regressive
(regresif), dimana komunikasi yang dilakukan mengarah kepada suatu
ketidakpuasan, ketidakpercayaan (hal –hal negatif). Untuk mempertahankan
kekuatan, momentum, atau suasana hubungan komunikasi yang baik, sifat progresif
harus lebih besar daripada sifat regresif.
Contoh Progressive:
Ketika seorang anak memperlihatkan hasil prakarya
bunga dari sebuah sedotan plastik untuk Ibunya. Saat Ibunya menerima bunga
hasil kerja keras anaknya, Ibunya pun memberi pujian terhadap hasil prakarya
yang dibuat anaknya sendiri.
Contoh regressive:
Seorang Ibu selalu mengingatkan anaknya berulang -
ulang untuk belajar setiap sehari selama satu jam sepulang sekolah, karena
setiap pulang sekolah anaknya selalu langsung menuju ke komputer untuk bermain.
Sampai suatu kali anaknya mengatakan pada Ibunya :"mengapa setiap hari Ibu
selalu mengingatkan aku berulang - ulang untuk belajar?" dan Ibunya
langsung menjawab : "karena Ibu tidak yakin kamu setiap hari belajar, selalu
bermain komputer."
Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Pola Relasional
1. Stage
of Relationship and Context
Pola komunikasi sangat bervariasi dan banyak macamnya. Biasanya cara orang
berinteraksi dengan orang lain akan berbeda-beda. Tergantung sudah berapa lama
orang tersebut mengenal lawan biacaranya. Selain itu pola komunikasi ini
biasanya berdasarkan konteks tempat
komunikasi itu berlangsung. Komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang di pasar
tradisional tentu akan sangat berbeda dengan komunikasi yang dilakukan antara
dosen dengan mahasiswanya, atau komunikasi yang dilakukan di sebuah rapat
perusahaan.
2. Interpersonal
Needs and Style
Gaya interpersonal ini terdiri dari berbagai macam jenis, tergantung dari kepribadian dan karakter dari si komunikan tersebut. Sebagaian orang dapat langsung mengatakan apa yang sedang dia pikirkan atau rasakan kepada orang lain tanpa harus merasa bersalah atau takut. Tetapi bagi sebagian orang hal ini tidak bisa di lakukan karena di pengaruhi oleh beberapa fakor.
3. Power
Komunikasi interpersonal dalam hubungan juga dibentuk oleh distribusi kekuasaan, dimana satu individu digunakan oleh yang lain, misalnya, hubungan yang asimmetrical, atau tidak rata, dalam hal kekuatan yang sebernarnya masing-masing memiliki situasi dalam pekerjaan. Majikan dapat melakukan control lebih besar atas segi hubungan mereka asalkan orang lain tidak berhent hanya sebagai akibat dari control atas sumber daya tidak merata dan pengambilan keputusan. Komunikasi interpersonal biasa dilakukan dirana public atau terhadap lingkungan sekitar karena komunikasi sangat berperan penting dalam perkembangan diri sebagai individualisme membentuk interpretasi terhadap lingkungan sekitar.
Ada banyak situasi dimana asimetris serupa yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Hubungan antara terapis dan pasien, guru dan siswa, orang tua dan anak, atau supervisor adalah salah satu contoh yang paling umum. Masing-masing, salah satu anggota memiliki hubungan dan memiliki hak control atas aspek tertentu dari kehidupan lain, suatu keadaan yang umumnya memiliki dampak subtansial pada pola komunikasi interpersonal yang berkembang.
Dalam hubungan antara rekan-rekan, kolega-kolega, atau lainnya dari jenis ini ada potensi untuk simetri. Dimana ada kemungkinan, komunikasi interpersonal menciptakan bukan melanggengkan hasil dependensi.
Adanya konflik “ketidak cocokan kepentingan antara dua orang atau lebih menimbulkan perjuangan antara mereka” , akan berdampak besar pada proses komunikasi. Penelitialan sillars menunujukkan bahwa ketika orang terlibat dalam situasi konflik yang mengembangkan teori pribadi mereka sendiri untuk menjelaskan suatu-situasi yang mereka hadapi. Teori ini memiliki pengaruh besar pada interaksi satu dengan yang lainnya.
Sillers menemukan 3 strategis komunikasi umum digunakan dalam resolusi konflik :
Pola komunikasi ini didasarkan pada kebutuhan dan gaya dari orang tersebut.
Orang-orang biasanya berkomunikasi kepada orang lain karena adanya kebutuhan
yang harus di penuhi dan berharap melalui komunikasi tersbebut kebutuhan
tersebut dapat terpenuhi.
Gaya interpersonal ini terdiri dari berbagai macam jenis, tergantung dari kepribadian dan karakter dari si komunikan tersebut. Sebagaian orang dapat langsung mengatakan apa yang sedang dia pikirkan atau rasakan kepada orang lain tanpa harus merasa bersalah atau takut. Tetapi bagi sebagian orang hal ini tidak bisa di lakukan karena di pengaruhi oleh beberapa fakor.
3. Power
Komunikasi interpersonal dalam hubungan juga dibentuk oleh distribusi kekuasaan, dimana satu individu digunakan oleh yang lain, misalnya, hubungan yang asimmetrical, atau tidak rata, dalam hal kekuatan yang sebernarnya masing-masing memiliki situasi dalam pekerjaan. Majikan dapat melakukan control lebih besar atas segi hubungan mereka asalkan orang lain tidak berhent hanya sebagai akibat dari control atas sumber daya tidak merata dan pengambilan keputusan. Komunikasi interpersonal biasa dilakukan dirana public atau terhadap lingkungan sekitar karena komunikasi sangat berperan penting dalam perkembangan diri sebagai individualisme membentuk interpretasi terhadap lingkungan sekitar.
Ada banyak situasi dimana asimetris serupa yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Hubungan antara terapis dan pasien, guru dan siswa, orang tua dan anak, atau supervisor adalah salah satu contoh yang paling umum. Masing-masing, salah satu anggota memiliki hubungan dan memiliki hak control atas aspek tertentu dari kehidupan lain, suatu keadaan yang umumnya memiliki dampak subtansial pada pola komunikasi interpersonal yang berkembang.
Dalam hubungan antara rekan-rekan, kolega-kolega, atau lainnya dari jenis ini ada potensi untuk simetri. Dimana ada kemungkinan, komunikasi interpersonal menciptakan bukan melanggengkan hasil dependensi.
4. Conflict
Adanya konflik “ketidak cocokan kepentingan antara dua orang atau lebih menimbulkan perjuangan antara mereka” , akan berdampak besar pada proses komunikasi. Penelitialan sillars menunujukkan bahwa ketika orang terlibat dalam situasi konflik yang mengembangkan teori pribadi mereka sendiri untuk menjelaskan suatu-situasi yang mereka hadapi. Teori ini memiliki pengaruh besar pada interaksi satu dengan yang lainnya.
Sillers menemukan 3 strategis komunikasi umum digunakan dalam resolusi konflik :
- Metode pasif secara tidak langsung metode ini akan menghindari konflik terhadap sesama, yang artinya memungkinkan seseorang untuk menhindari konflik untuk menjaga hubungan baik antar sesame.
- metode distribusi metode ini adalah metode yang memaksimalkan keuntungan diri sendiri dan kerugian orang lain. Maka orang ini akan menyerap kerugian orang lain yang untuk membuat diri mereka lebih baik dari orang yang mengalami kerugian ini.
- metode integrasi adalah metode yang positif untuk menunjukan hubungan antar individu, metode ini menghasilkan respon positif antar kedua pihak dan metode ini kedua pihak tidak akan pernah merasa dirugikan.
Analisa Kasus berkaitan dengan Pola Relasi
Singkat Cerita :
Pelatih Will
Schuester yang melatih glee club memberikan sebuah tugas duet untuk
berkompetisi dengan anggota lainnya, hadiah duet tersebut adalah mendapatkan
makan malam di Breadstix. Lalu datang
Sam Evans yang akan menjadi anggota baru dari club mereka, tetapi pada saat Sam
masuk,Kurt Hummel meminta Sam menjadi teman duetnya. Disisi lain, temannya
bernama Finn berusaha meyakinkan Sam agar tidak menjadi teman duetnya Kurt dan
menyarankan Sam untuk berduet dengan Quinn.
Pada saat itu, Rachel Berry dan Finn Hudson merencanakan sesuatu agar pasangan duet Sam dan Quinn memenangkan kompetisi, Finn dan Rachel pun sengaja memperburuk penampilan mereka sehingga Sam dan Quinn menang dalam kompetisi duet tersebut. Dan akhirnya Sam dan Quinn mendapatkan tiket makan malam di Breadstix dan waktu tersebut adalah waktu pertama kencan Sam dengan Quinn.
Pada saat itu, Rachel Berry dan Finn Hudson merencanakan sesuatu agar pasangan duet Sam dan Quinn memenangkan kompetisi, Finn dan Rachel pun sengaja memperburuk penampilan mereka sehingga Sam dan Quinn menang dalam kompetisi duet tersebut. Dan akhirnya Sam dan Quinn mendapatkan tiket makan malam di Breadstix dan waktu tersebut adalah waktu pertama kencan Sam dengan Quinn.
Dalam kasus diatas, terbentuk pola relasional antarindividu :
1. Supportive and Defensive
Climates
Finn Hudson berusaha meyakinkan Sam
untuk duet dengan Quinn dan Rachel berusaha meyakinkan Quinn untuk berduet
dengan Sam. Dan pada akhirnya mereka menjadi mitra duet.
2. Dependencies and
counterdependencies
Pada saat latihan, Sam dan Quinn mengalami kesulitan
saat berkomunikasi dimana Sam meminta Quinn mendekatinya dan bermain gitar
bersama. Pada saat itu, mereka sedikit ragu. Tetapi, Quinn tetap berusaha
melakukan yang terbaik.
3.Progressive and regressive
Spirals
Progress yang diberikan adalah Sam berusaha untuk
mengajari Quinn bermain gitar dalam waktu yang relatif singkat. Pada saat
tampil, mereka tampil sempurna dan memenangkan kompetisi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
terbentuknya pola relasional dalam kasus :
Terjadi tatap
muka pada saat Sam mengajari Quinn bermain gitar sehingga mereka melakukan
sedikit pembicaraan bahwa dia (Quinn) tidak bisa bermain gitar, tetapi Sam
meyakinkan Quinn bahwa ini mudah dan Ia bisa melakukannya.
2. Power
Sam dan Quinn mendapat dukungan penuh
dari Finn dan Rachel sehingga Sam dan Quinn menjadi lebih percaya diri karena
mereka adalah anggota club baru dan dapat memenangkan kompetisi tersebut.
Konflik pada film diatas terlihat
ketika Kurt berusaha memaksa Sam agar mereka mejadi mitra duet, tetapi usaha Kurt
ditentang keras oleh Finn dengan berbagai alasan. Sehingga Kurt merasa
terkucilkan. Konflik lainnya yang terdapat dalam cerita yaitu ketika tampil,
Finn dan Rachel menampilkan sebuah lagu yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga membuat peluang Sam dan Quinn menang menjadi lebih besar.
No comments:
Post a Comment